Langsung ke konten utama

PERTEMUAN : Puan Bertanya #1

Badai.. puan telah berlalu..
Salahkah ku menuntut mesra
Tiap taupan menyarang kau disampingku
Kau aman ada bersamaku..
Selamanya..
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku diliang yang satu
Ku disebelahmu..

Lagu tersebut diciptakan Banda Neira untuk kakek dan neneknya dan akan diberikan saat ulang tahun pernikahan mereka. Namun takdir berkata lain, mereka pun di panggil pemilikNya.

Bagiku, lagu ini teramat asing. Namun seseorang telah mengenalkan padaku lewat tulisannya. Aku rasa, ada makna tersirat yang diutarakan ketika seseorang itu  mengatakan bahwa ia sangat menyukai lagu itu untuk mendapatkan ketenangan.

Entah apa yang ada dipikirannya saat menulis hal itu. Namun aku cukup tersentuh dengan sajian cerita-ceritanya yang apik. Mungkin bisa aku prediksikan bahwa seseorang ini adalah orang yang melankolis.

Lalu aku bertanya “bagaimana mungkin seseorang asal Madura mampu menulis dengan apik dan lembut serta menyukai musik yang begitu sayu untuk didengar?”

Seseorang yang begitu tertutup namun ramah. Pria melankolis yang selalu tersenyum namun gagah. Entah luka apa yang ada dihatinya. Jiwanya yang tertutup membuat orang-orang begitu penasaran. Tak jarang juga orang-orang yang telah mengenalnya malah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang melukai hatinya.

“kamu ga akan nikah ya?”
“kamu agamanya apa?”
“kenapa kamu ga lulus lulus?”

Seseorang itu menyikapinya dengan tenang dan senyum. Semelankolis itukah pria itu? Apa yang membuatnya begitu tenang dalam menyikapinya? Luka apa yang sedang digenggamnya? Dan apa yang membuatnya begitu luar biasa?

Seseorang yang kutemui disalah satu pulau di Indonesia. Seseorang yang pernah tersenyum dan menyapa namun tidak pernah bercengkrama.

*to be continue
-Suni A Jayanti-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOA KU

Ya Allah... Jika mendambanya adalah kesalahan dan merindunya adalah kekeliruan. Tolong jangan biarkan hati ini terbuai dalam keindahan fatamorgana semu. Jika kesempurnaannya bukan untuk hamba. Tolong bawa jauh dari relung hati. Hapuskan khayalan keindahan tentangnya dan jangan biarkan hamba terlena dalam keindahannya Gantikan hamba dengan kesempurnaan yang sebenarnya untuk dia. Namun... Jika kesempurnaan hamba adalah bersamanya. Beri hamba kekuatan menentukan pilihan. Beri hamba kesabaran dalam menjalani proses menggapainya. Jika dia memang untuk hamba. Jangan biarkan hamba menyerah & terpuruk dalam belenggu masa lalu. Semoga Kau ridhoi kami untuk bersatu Mengarungi sisa umur Menapaki jalan kearah Mu Dan melukis keindahan untuk dunia dan akhirat kami Ya Rabb.. Beri kami kesabaran yang penuh dalam melalui detik-detik waktu yang berjalan

::: Kamu, Tulang Rusukku :::

Kisah yang penuh iktibar, semoga kita dapat mengambil pengajaran daripadanya. WANITA         : “Menurut kamu, saya ini siapa?" LELAKI           : (Berfikir sejenak, lalu menatap WANITA dengan pasti) “ Kamu, tulang rusukku! Karena Allah melihat bahawa Adam kesepian. Saat Adam sedang lena tidur, Allah mengambil rusuk Adam dan menciptakan Hawa. Semua LELAKI mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hatinya….” Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sementara. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kelelahan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah...

Seseorang Yang Bernama

Tulisan ini aku peruntukan untuk Anisa Niswatul Fauziah. Sebuah perjalanan hidup mempertemukan ku dengannya. Kehilanganku merangkak pada satu titik temu. Agustus 2016 Tak ada selintas pun pikiran untuk terus berjalan bersama sampai detik ini. Semua mengalir begitu saja dan kami diantarkan pada tempat ternyaman kami yaitu saling bersandar. Untuk yang ku panggil dengan sebutan nama "Ica" "Aku mohon.. Jangan mengetuk, karna aku tidak mau membukanya" Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" "Kamu telah mengambil kuncinya" Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" "Masuklah.. Mari kita rehat bersama-sama" Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" "Aku disini ada untukmu" Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" "Kau aman ada bersamaku " Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" "Mari kita saling bersandar, sampai jadi debu " Teruntuk seseorang yang bernama "Ica" ...