Sebaik apapun hal terindah di dunia; cinta,
akan tetap ada luka dan duka, yang mau tak mau harus kau terima.
akan tetap ada luka dan duka, yang mau tak mau harus kau terima.
Bukan salahmu, Tuan.
Atas semua duka
yang sering kali singgah dalam segala rasa gelisah.
Atas semua duka
yang sering kali singgah dalam segala rasa gelisah.
Bukan salahmu, Tuan.
Ketika kukatakan aku terluka,
namun kau tak juga menyembuhkannya.
Ketika kukatakan aku terluka,
namun kau tak juga menyembuhkannya.
Bukan salahmu pula.
Ketika aku mengurung diri dalam kamar,
dan enggan berkegiatan.
Kau pasti tahu, aku sedang tak enak perasaan.
Ketika aku mengurung diri dalam kamar,
dan enggan berkegiatan.
Kau pasti tahu, aku sedang tak enak perasaan.
Bukan, sungguh bukan salahmu, Tuan.
Atas air mata yang sering terurai
saat ada rindu dalam dada yang menyesakkan.
Atas air mata yang sering terurai
saat ada rindu dalam dada yang menyesakkan.
Semua itu sungguh bukan salahmu.
Karena aku harus menyadari,
bahwa segala hal yang terjadi pada diri sendiri,
adalah tanggung jawabku pribadi.
Termasuk juga dengan urusan hati.
Karena aku harus menyadari,
bahwa segala hal yang terjadi pada diri sendiri,
adalah tanggung jawabku pribadi.
Termasuk juga dengan urusan hati.
Bukan. Sekali lagi kukatakan, semua itu bukan salahmu.
: karena mungkin, aku hanya mencintaimu dengan terlalu.
: karena mungkin, aku hanya mencintaimu dengan terlalu.
Jakarta, 21 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
- Tia Setiawati Priatna
Komentar
Posting Komentar