Suatu kebodohan, dimana hati mampu mengalahkan logikaku sendiri. Menempatkan kepercayaan dan harapan pada orang yang salah. Terus memberi ruang dirinya untuk tetap tinggal dalam bilik kecil. 3.163 hari yang lalu, dimana kami memutuskan untuk pamit. Entah pamit untuk pergi selamanya, atau pamit untuk menetap kembali. Namun bilik kecilku selalu memberi ruang tuannya untuk kembali, walaupun tanpa sebuah janji. Tepat di hari 3. 163 ini. Logikaku pun mulai lelah, karna bilik kecil selalu menyimpan ruang kosong untuknya. Memaksa bilik kecil untuk membuka ruang kosong itu untuk orang-orang yang berdatangan mengetuk ternyata tidak mudah bagi logika. Logika kadang terpengaruh oleh bilik kecil yang berbisik. Membandingkan orang-orang yang datang mengetuk. Berharap akan ada orang yang sama menghuni ruang kosong tersebut. Ini sebuah kesalahan. Karna membandingkan seseorang dengan yang lainnya tidak akan pernah berujung pada titik yang sama. Membuka bilik kecil itu mudah, tetapi tidak bany...